Bisakah Kita Salah Mempercayai?

February 18, 2020

Iman adalah sesuatu yang sangat menakjubkan. Kita telah diselamatkan oleh kasih karuniaNya melalui iman (Efesus 2:8). Dengan iman kita telah menjadi anak-anak Allah (Yoh 1:12). Dengan iman, adalah mungkin untuk menyenangkan Tuhan (Ibr 11:6). Saat kita mempercayai Tuhan, hal-hal yang mustahil menjadi mungkin dalam renungan harian Kristen.

Namun bisakah kita mempercayai terlalu dalam setiap hal yang datang di hadapan kita? "Tentu tidak!" mungkin anda berkata demikian. Tapi untuk benar-benar menjawab pertanyaan tersebut, kita harus mempertimbangkan apa yang kita percaya dan siapa yang kita percayai. Seringkali, kita orang Kristen percaya kepada hal-hal yang salah, dan kita juga terlalu cepat untuk mempercayai hal-hal itu juga!

Sebagai contoh, kadang kita cepat percaya pada gosip tentang rekan kerja kita (2Kor 12:20). Kita bisa saja percaya pada rumor terbaru tentang selebriti. Kita mungkin percaya pada informasi yang beredar dan sindiran kepada para politisi. Para atasan dapat mempercayai laporan yang buruk tentang bawahan mereka. Dengan melakukan hal-hal ini, kita dapat menyakiti orang lain dengan mempercayai (dan terkadang langsung bertindak atau menyikapi) sesuatu yang tidak benar tentang mereka. Kita salah paham dan menghakimi mereka, dan kita memperparahnya dengan memberitahukan kepada orang lain setengah dari kebenaran dan kebohongan yang kita percayai itu.

Terkadang kita menyakiti diri kita sendiri secara langsung dengan mempercayai pengajaran apapun yang kita dengar. Bagaimana kita bisa melindungi diri kita sekaligus menjaga agar kita tidak melukai atau menjerumuskan orang lain juga? Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan. Salah satunya adalah dengan tidak mempercayai hanya satu sisi dari sebuah cerita tentang seseorang. Kita perlu mendengar kedua sisi dari sebuah cerita, baru kemudian kita dapat mengerti situasinya dengan lebih baik (Amsal 18:17).

Sebagai tambahan, kita dapat menjagai diri kita sendiri dari ajaran atau doktrin yang salah dengan membandingkan apa yang kita dengar dengan Firmannya di alkitab (Kis 17:10-12; Efesus 4:14). Kita harus menguji segala sesuatu dengan Firman dan pimpinan Roh Kudus (1Yoh 4:1; 1Tes 5:21).



Marilah kita memutuskan untuk tidak menyakiti atau menjerumuskan diri sendiri dan orang lain dengan mempercayai hal-hal yang tidak seharusnya kita percayai. Mari kita meminta kepekaan untuk dapat mengenali apa yang benar dan kebijaksanaan untuk menentukan apa yang benar. Yesus sendiri pernah mengatakan pada murid-muridNya, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." (Mat 10:16). Yakobus menulis, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yakobus 1:5).

Ya, iman adalah hal yang sangat menakjubkan! Namun kita juga perlu berhikmat dalam mempercayai sesuatu. Tempatkan Tuhan dan kebenaranNya sebagai fokus dari iman kita. Saat kita melakukannya, kita akan menjadi cahaya yang lebih terang bagi sekeliling kita (Mat 5:14). Dan seiring dengan itu, Tuhan akan menolong kita untuk bertumbuh dalam aea-area tersebut sehingga kita akan menjadi lebih lagi seperti Tuhan dan Penyelamat kita Yesus! Kita akan menjadi semakin serupa dengan gambaran AnakNya (Roma 8:29). Bersyukurlah kepada Tuhan karena kasihNya tidak pernah berhenti saat kita terus bertumbuh di dalam Dia.

Grow your business.
Today is the day to build the business of your dreams. Share your mission with the world — and blow your customers away.
Start Now